Tuesday 15 November 2016

Oven Tangkring (Otang)

Setelah sekian lama muter-muter berpikir kesana kemari. Berpikir antara beli oven listrik atau oven gas, atau oven kompor. Akhirnya, saya memutuskan untuk membeli oven tangkring alias otang. Dengan pertimbangan harga (tentu saja) dan penyimpanan (jika tidak dipakai, oven bisa diletakkan di gudang). Kesalahan saya adalah, setelah beli otang baru menyempatkan diri untuk browsing-browsing jenis-jenis dan trik menggunakan oven tangkring. Waktu itu asal beli, karena mikirnya paling cuma dipakai sekali dua kali. Takut ga kepake. Dan pemikiran negatif lainnya.

Oven tangkring merek Roda Mas, tiga susun. Dibeli di toko oven deket rumah. Satu-satunya pertimbangan memilih oven ini ialah dimensinya paling memungkinkan untuk ditaruh di dapur (ga kekecilan ga kebesaran). Otang yang saya beli memiliki lubang penghawaan di bagian atasnya, bukan jenis yang bisa dipakai memanggang menggunakan api atas. Oven inipun tidak memiliki termometer bawaan, sehingga saya kemudian membeli termometer oven secara terpisah. Karena ketepatan suhu sangat penting dalam proses baking.

Otang On Duty

Sebelum dipergunakan, Otang harus dipanaskan beberapa kali. Gunanya untuk menghilangkan bau sangit oven baru. Saya melakukannya, tiga kali saja. Oven saya panaskan sampai jarum termometer menunjuk area merah, diamkan beberapa saat kemudian matikan api. Dan biarkan oven mendingin sendiri. Pemanasan pertama, keluar suara berkeriut-keriut dari dalam otang. Seperti suara lempengan besi yang dibengkokkan. Ditambah bau sangit yang sangat keras. Bau sangit hilang pada pemanasan ketiga. Suara berkeriut tidak hilang sampai saat ini, hanya frekuensi dan intensitasnya yang berkurang jauh. 

Begini susunan rak dalam Otang saya ketika dipergunakan

Baking menggunakan otang memang lebih tricky daripada menggunakan oven listrik. Tricky masalah menjaga stabilitas panas (panas yang merata dan konstan). Ada beberapa cara yang saya coba untuk mengakali masalah panas ini.
  • Cara pertama, mengakalinya dengan menggunakan penyangga tambahan, agar api tidak langsung menyentuh bodi otang. Tapi saya malas menyimpan pecahan genteng, batu bata, dan sejenisnya untuk penyangga otang. Mau buat penyangga yang bagus dan tahan panas tinggi, kasian bodi kompor gasnya yang kinyis-kinyis nanti jadi kegores-gores. Kan kesel liatnya.
  • Cara kedua, dengan meletakkan air di dasar otang. Air ini berfungsi untuk mendistribusikan panas dari kompor ke seluruh bagian otang (api kompor kan jatuhnya di satu titik). Pertama saya coba yang air dulu. Menggunakan loyang tanpa sambungan bawaan si oven. Karena loyangnya tidak terlalu tinggi, jadi musti rajin cek dan nambahin airnya. Akibatnya apa? Iya, suhu dalam otang jadi naik turun karena keseringan buka tutup otang. Kemudian, beli loyang persegi seukuran pas dengan si otang. Loyang persegi agak tinggi, jadi sepertinya tidak perlu sering-sering buka tutup oven utnuk tambah air. Dan ketika dipakai baking, loyangnya bocor, air panas jatuh dan menggenang di sekitar kompor...aarrgghhhhh....
  • Lupakan air. Saya kemudian mencoba cara lain, pasir. Fungsi pasir dan air dalam Otang hampir sama dalam masalah pendistribusian panas. Pasir sebanyak setengah kaleng biskuit Kh*ng G**n yang bulat sudah cukup. Pasir ini yang sampai sekarang setia nongkrong di dalem oven saya. Dan sepertinya akan ada disana seumur hidupnya.

Satu lagi, selama baking menggunakan otang musti rajin cek suhu yang tertera di termometer. Besarkan dan kecilkan api sesuai kebutuhan. Jika suhu di termometer terlihat naik, kecilkan api. Demikian juga sebaliknya.
Oh iya, lesson learnt, setiap mau mencoba resep, tanda-tanda hasil baking-an yang sudah matang musti dipahami betul-betul. Ya karena suhu dalam otang tidak se-stabil suhu oven listrik. Jadi saya tidak terlalu streng berpatokan dengan lamanya waktu baking yang tertera di resep. 
Pada intinya sih, harus sering-sering dipergunakan agar paham betul cara kerja si oven tangkring ini.


Happy Baking :) 

1 comment:

  1. Baru beli oven nangkring.. Sebenarnya apa sebaiknya oven tangkring dengan dilubang di bawah dasarnya lalu masak dengan api sangat kecil menjadikan sangat efisien dan menghasilkan masakan mantap ?!

    ReplyDelete