Monday, 1 September 2014

Kuturut Mama Berkebun

Pada hari Minggu ku turut Mama ke kebun. Seriusan. Ke kebun percobaannya. Kebun tempat dia merawat tanaman penelitiannya. Kebun percobaan milik kampus Unud. Kebun ini dulu letaknya di pinggir jalan raya Sesetan, dekat dengan markas TNI AL. Kalau saat ini lewat disana, area bekas kebun percobaan ini sekarang sedang dibangun city hotel (atau penginapan, atau kos2an, entahlah).

Bangunan sejenis itu dibangun dekat dengan tempat rencana reklamasi teluk Benoa, diantara kemacetan lalu lintas saban hari. Bayangkan semrawutnya tata kelola kawasan ini.

Kebun ini dipindah ke Jalan Pulau Moyo sekarang. Tepat di pinggir jalan. Karena masih baru, jadi banyak fasilitas yang belum terbangun. Terdapat beberapa ruang kelas konvensional berukuran kecil, sebidang kebun di halaman depan, dan sebidang lagi di halaman belakang dekat rumah kaca, terdapat ada empat rumah kaca (green house) disini. Selain halaman parkir yang luas (sayangnya tidak di desain dengan baik) dan rimbun, semua buah yang tumbuh disini bisa dimakan di tempat.
Well, untuk seorang anak kota yang kesehariannya dihabiskan di dalam kotak beton persegi, tempat ini menyenangkan :)

Photo : tampak depan area kebun, saking barunya bahkan signage pun belum ada





 


 Photo : Beberapa ide untuk berkebun sederhana di rumah. Harap dicatat, teknik ini Cuma baik untuk tanaman sayuran. Bukan tanaman berkayu ya.



Sistem drainase tetes sederhana
Ujung selang air yang jatuh pada tanaman,
berisi pengatur volume dan kecepatan jatuhnya air. Disini,
selangnya kepanjangan

Oke, ini baru buat saya. Pengairannya menggunakan sistem drainase tetes sederhana. Sistem kerjanya mirip dengan sistem kerja infus rumah sakit. Drainase tetes ini cocok untuk tanaman sayuran yang membutuhkan kelembaban tanpa genangan air. Sistem ini juga cocok untuk diterapkan pada tanah berpasir. Karena tanah berpasir cepat meloloskan air, sehingga dengan drainase tetes ini kebutuhan tanaman akan air pada tanah berpasir dapat terpenuhi. Selain itu, menurut mama, sistem ini baik untuk digunakan di daerah dengan lahan kering dan air terbatas. Karena lebih sedikit memerlukan air ketimbang sistem drainase konvensional.



 Photo : greenhouse tempat mama menanam tanaman percobaannya (kiri) dan mengintip greenhouse sebelah yang menggunakan sistem drainase tetes yang lebih serius pada tanaman sayuran yang lebih besar


Photo : Padi penelitian di dalem greenhouse lengkap dengan kode perlakuannya.


Photo : Please welcome...My mom ;* lagi nyiram taneman melonnya, sambil pesen ‘ambil potonya yang bagus ya’


 Photo : kata mama, pohon ini namanya ‘Cabe Sombong’ karena buahnya ngenahang ibe alias membusungkan dada ;D, kanan adalah photo pucuk melon.


Photo : Lahan di bagian belakang. Bunga itu ditanam oleh penunggu kebun ini. Kata mama, tujuannya biar dia betah dan juga dapat tambahan penghasilan dari penjualan bunganya. Pssttt...bunganya dijual lebih murah daripada di pasar loh. Cuma Rp 3.000,- untuk 1 kg bunga.



Photo : Lahan di bagian depan. Isi tanaman di bagian depan ini lebih beragam ketimbang yang ada di bagian belakang loh. 
Berikut foto sayuran dan buah dari kebun bagian depan :

Kacang Panjang (Vigna sinansis) dan kangkung (Ipomoea reptana)

Cabai (Capsicum anuum)
Melon (Cucumis melo)
Timun


Photo : buah asem (tamarind) yang dipungut dari area parkiran. Isi buahnya berwarna putih, dan rasanya manis. Sepeti buah asem import di supermarket.





Nice day wasn’t it?


Kembang Terong






No comments:

Post a Comment